Saat hujan mendung, perut kedinginan sementara keinginan berbelanja memenuhi hasrat menyajikan hidangan saat hari Natal tiba ~ kudatangi gerobak bubur ayam langganan seperti biasa dengan mengorder kiriman (bukan paket) seharga selembar ceban :
“Bu, pesan Bubur Ayam, ngga paket telor, ngga pake hati, dibuat agak kejam dan tegaan. Seperti biasa!”
“Silakan Bapak tunggu dimobil nanti saya antarkan,” ujar bulik Penjual Bubur Barokah seperti biasa
Tak menunggu lama bubur kejam sudah tersedia dalam dua kotak seterofoam yang langsung disumpahi dengan
“yang pedas saya taruh di atas, pak!” ujar Bulik tanpa basa-basi
Yah, sudah pasti, saat hujan-hujan begini Bubur seperti ini yang diperlukan untuk melancarkan pembuangan isi perut yang tidak semestinya mampet sama seperti got-got pembuangan kota yang menyebabkan kebanjiran.